Semangat Menuntut
Ilmu
Menuntut ilmu membutuhkan kesabaran dan semangat yang tinggi. Banyak pelajar sekarang
yang mengeluh mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya, karena beban tugas
yang sangat berat. Ada juga yang berhenti karena masalah uang saku yang minim
atau masalah fasilitas yang kurang. Apalagi kalau kita hidup di kota, pastinya
uang saku dan fasilitas menjadi permasalahan utama dalam menuntut ilmu.
Kesulitan yang dihadapi penuntut ilmu sekarang
jauh lebih ringan dan mudah dibandingkan dengan kesulitan yang dihadapi
penuntut ilmu zaman dahulu. Kalau sekarang ini pelajar memakai sepeda motor
atau angkutan umum ke sekolah, lain halnya para penuntut ilmu zaman dahulu
mereka hanya berjalan kaki dari beribu-ribu kilometer untuk pergi ke sebuah
madrasah untuk menemui ustadz atau ustadzah mereka. Tidak jarang mereka
kehabisan bekal dalam perjalan dan mereka harus bekerja untuk mendapat bekal
mereka supaya dapat melanjutkan perjalanan. Namun mereka tidak pernah putus asa
dan menyerah, mereka tetap semangat dan tidak mengeluh. Seharusnya kita dapat
mencontoh mereka karena mereka tidak pernah putus asa dan mengeluh, dan kita
juga harus selalu bersyukur kepada Allah SWT.
Dari Abu Darda' Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, bersabda,
“Barangsiapa yang berjalan menuntut ilmu, maka Allah mudahkan jalannya menuju surga, sesungguhnya malaikat akan meletakkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha dengan apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya seorang yang mengajarkan kebaikan akan dimohonkan ampun oleh makhluk yang ada di langit maupun di bumi hingga ikan yang berada di air. Sesungguhnya para ulama itu pewaris para nabi. Dan sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar tidak juga dirham, yang mereka wariskan hanyalah ilmu. Dan barangsiapa yang mengambil ilmu itu, maka sungguh ia telah mendapatkan bagian yang banyak.” (HR. Ahmad 5/196, Abu Daud 3641, Tirmidzi 2682, Ibnu Majah 223, Ibnu Hibban 80)
“Barangsiapa yang berjalan menuntut ilmu, maka Allah mudahkan jalannya menuju surga, sesungguhnya malaikat akan meletakkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha dengan apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya seorang yang mengajarkan kebaikan akan dimohonkan ampun oleh makhluk yang ada di langit maupun di bumi hingga ikan yang berada di air. Sesungguhnya para ulama itu pewaris para nabi. Dan sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar tidak juga dirham, yang mereka wariskan hanyalah ilmu. Dan barangsiapa yang mengambil ilmu itu, maka sungguh ia telah mendapatkan bagian yang banyak.” (HR. Ahmad 5/196, Abu Daud 3641, Tirmidzi 2682, Ibnu Majah 223, Ibnu Hibban 80)
Hadits “Kewajiban Mencari Ilmu”
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ
Artinya : ”Mencari ilmu itu adalah
wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”. (HR. Ibnu Abdil
Barr)
Semanagat untuk mengamalkan ilmu juga
merupakan salah satu pendorong yang kuat dalam penguasaan ilmu. Ali Bin Abi
Thalib ra berkata: “Sesungguhnya yang disebut orang ’alim adalah orang yang beramal dengan
ilmunya dan ilmunya sesuai dengan amalnya.” Jika seorang yang berilmu, tetapi
tidak mengamalkan ilmunya, maka dia tetap dianggap orang yang bodoh (jahil). Seorang
penuntut ilmu harus memahami urgensi atau nilai pentingnya ilmu. Allah SWT akan
mengangkat derajat orang yang menuntut ilmu di dunia dan di akhirat. Sebagai firman-Nya
:
Artinya
:
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan
kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Allah Ta’ala akan memberikan wajah
yang cemerlang dan bercahaya kepada orang yang berilmu dan penuntut ilmu. Seperti
yang digambarkan oleh hadist Rasulullah SAW : “Allah akan mencemerlangkan wajah
orang yang mendengarkan perkataanku dan ia memeliharanya, kemudian
menyampaikannya sebagaimana ia dengar. Berapa banyak orang yang disampaikan
ilmu kepadanya lebih memahami ilmu tersebut daripada orang yang mendengarnya
secara langsung.” (H.R. Abu Daud, Tirmizi).
Ibnu Qayyim menjelaskan kelebihan ilmu
atas harta: “Ilmu adalah warisan nabi, sedangkan harta adalah warisan para raja
dan orang kaya. Ilmu menjaga pemiliknya, sedangkan harta harus dijaga oleh
pemiliknya. Ilmu bertambah jika diinfakkan dan diajarkan kepada orang lain,
jika harta akan hilang percuma jika dibelanjakan, kecuali sedekah.
subhanalloh :)
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapusmengingat kan para pelajar khusus na sy untuk memperbaiki niat sebagai pelajar
BalasHapus